MEMBUAT BAKSO JANGAN PILIH DAGING SAPI NGOMPOL

Top Side yg kering
sumber foto : bengkelbakso.com
Membuat bakso jangan pilih daging sapi ngompol!
Apa maksudnya Daging ngompol?
Istilah Daging Ngompol pertama kali ku dengar saat aku mengunjungi salah seorang sobat (beliau bahkan seperti saudara), yang berjualan bumbu bumbu bakso di pasar jongke solo.
Ya ...aku setengah tersenyum mendengar istilah beliau "DAGING NGOMPOL",
seperti bayi yang ngompol pikirku hehe. 
Daging ngompol adalah daging dengan kandungan air yang berlebih, sehingga airnya sampai menetes netes.
Daging ngompol Biasanya lebih terkenal dengan sebutan "daging glonggongan".

Sebenarnya kenapa daging sapi bisa sangat berair atau istillahnya daging ngompol tersebut?
Sapi yang akan di sembelih, di kasih minum secara over atau berlebih, terkadang sapinya sampai tidak kuat berdiri menahan berat tubuhnya sendiri. 
Setelah sapi menggelembung penuh air, baru dipotong. Kejam bukan. Demi meraup keuntungan pedagang daging sapi rela melakukan hal yang sangat tidak ber prikehewanan. 

Trus daging hasil dari sembelihan sapi glongongan tersebut bagaimana efeknya terhadap pembuatan bakso?
tentunya sangat buruk, adonan bakso kita jadi berair nggak karu karuan, berantakan deh...karena susahnya untuk mengkalkulasi jumlah es yang harus masuk ke adonan. Sangat merugikan kita dari segi kualitas produk bakso.
Trus kerugian kita yang lain adalah masalah berat daging yang kita beli, yang seharusnya berat normal daging kering misal 10kg, karena dagingnya ngompol, membengkak jadi 15kg. Jadi kita wajib membayar air seberat 5kg, dengan harga 80.000,-/kg...kerugian kita 5kg x 80.000,- = Rp. 400.000,- Gila benar..

Inilah yang akan saya singgung tentang budaya pedagang, Istilah kami www.bengkelbakso.com adalah "BUDAYA SUMPEL"...apa itu "BUDAYA SUMPEL"? yaitu tadi contohnya Daging kering bagus di sumpeli air....hehehe
Ada lagi jual buah Salak di bus, dalam sebuah tempat buah salak di tata rapi, yang atas bagus dan manis, tetapi dalamnya kecil kecil dan sepet...ini budaya sumpel juga...hehehe
Adalagi jual tepung sagu aren, yang bagian atas bagus yang bagian bawah jelek banyak kotoran, ini juga budaya sumpel.
Saya mengalami sendiri, membeli merica glondong seharga 80.000,-/kg, ternyata dicampur dengan sagu mutiara...ini budaya sumpel lagi...
Pedagang Cengkeh juga suka NYUMPELI GAGANG kedalam cengkih dagangan mereka....ini juga budaya sumpel  hehehe  ingat budheku dulu pedagang cengkeh hahaha

Mungkin nanti pembaca bisa tulis respon di kotak komentar tentang " BUDAYA SUMPEL" yang sering di lakukan pedagang kita, yang pernah dialami sendiri oleh pembaca.

Kapan kita akan menjadi bangsa yang besar dan berdaya saing tinggi, bila "BUDAYA SUMPEL" milik kakek nenek kita masih terus kita lestarikan..

Maka melalui artikel ini :
Saya A GUNAWAN SUTANTO  mengajak para pembaca untuk meninggalkan "BUDAYA SUMPEL" milik leluhur kita, agar bangsa kita menjadi bangsa yang disegani dan mempunyai daya saing tinggi di dunia internasional. Dan saya siap PASANG BADAN untuk membantu pedagang Bakso yang jelas jelas dirugikan dengan adanya DAGING NGOMPOL yang banyak beredar di pasaran...anjuran saya, jangan pakai Daging NGompol.....Sekian

Wah kalau saya ngomong seperti itu, kayak pak jendral ya...hehehehe

ditulis oleh : p.gun
www.bengkelbakso.com 






Comments

Popular Posts